Langsung ke konten utama

Teacher???

kali ini..
saya akan berbahasa Indonesia dulu ya teman..
karena..
posting kali ini sedikit "berat"...
hohoho....

Pals!!
pernah kah kita berpikir bahwa...Guru adalah awal pembentuk stereotype dalam benak siswa?
Try to remember Pals!! let's do little bit flashback about almost 15 years ago maybe..
waktu jaman2 kita masih ungusan..#SD (red)...
In our first grade..
guru meminta kita menggambar PEMANDANGAN...dan beliau memberi contoh..
beliau menggambar 2 buat segitiga yang digandeng (a.k.a gunung)..dua garis berkelok - kelok (a.k.a. jalan)..sebuah segitiga di atas persegi ( a.k.a. rumah )..dan banyak tanda centang (v) yang disebut sawah...
right???
so,.what happen?
selama bertahun - tahun berikutnya jika kita diminta menggambar dengan tema "pemandangan"..yang terlintas di benak kita adalah..gunung, sawah, rumah, dan jalan berkelok.....
karena itulah stereotype tentang "pemandangan" yang ditanamkan guru kita..
apakah pemandangan hanya sebatas itu? apakah langit selalu biru? apakah matahari selalu kuning? apakah sawah selalu hijau?
that's what teacher should think and be aware...
kekuatan kata-kata seorang guru akan lama tertanam dalam benak siswa...
tidak semua subject cocok dengan penanaman - penanaman pengetahuan secara directly seperti itu..
adakalanya siswa harus menemukan sesuatu yang lain di sekelilingnya..ada kalanya siswa harus berkreasi..
We must not guide them and tell them all of things..
let them find by they self..
jangan mengurung kreasi berpikir siswa kita dengan contoh - contoh yang kita buat..
EXPLORE our students mind..

semoga bisa menjadi bahan renungan buat kita semua yaaa...=)

Komentar

  1. Sibh... Kita juga sebagai guru harus bisa menanamkan dan mengganti pola pikir siswa. :D Good Job

    BalasHapus
  2. Semoga postingan teman diatas bisa membuat para Guru yang membacanya bisa merubah dan mengembangkan metode ataupun cara pembelajarannya menjadi lebih nyaman, aktif, efektif, eksploratif dan juga efisien di dalam kelas... :)

    BalasHapus
  3. pengalaman merupakan guru yang terbaik.
    semoga kita dapat melakukan pengalaman - pengalaman terbaik dari yang pernah kita alami dan dapat kesan luar biasa untuk calon murid kita kelak sehingga adanya perbaikan dari masa ke masa.
    dengan begitu,,,perubahan menuju kemajuan dapat tercapai dengan mudah.

    BalasHapus
  4. nice...
    semoga kita sebagai guru SD dimasa yang akan datang tidak melakukan kesalahan yang sama dengan guru SD kita dulu, hehe...
    harus ada perubahan yang positif tentunya....
    mari berkarya u/ masa depan bangsa
    ho ho ho...:-P

    BalasHapus
  5. sip sip sip...
    yg terpenting skrg adalah sebg calon guru yg baik, kita jgn memenjarakan kreatifitas anak dan jgn menDoktrin mereka dg hal2 yg keliruu keliru,,
    tak perlu tunjuk sana0sini, menyalahkan sana-sini,, cukup dg aksi kita saja nantinyaa,,
    mari buat perubahan,, Nasional Demokrasi *****lhoooo*******

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  7. pngalaman yang Saya alami ndiri wktu kul tdi sore ,,,,,
    trnyata mhsiswa gmbarnya jga msih sma kyak anak SD ,,,,
    hehehehe.........

    contoh diatas adalah slah stu cntoh bgaimana shrusnya pra clon guru dpat lbih mnyiapkn dri agar lbih siap dlm mmbrikan pmblajran yang kreatif kpada ank ddik'y ,,,,,,,

    good Post ........

    BalasHapus
  8. guru kadang seperti pedang bermata 2, niatnya sih mau mengajarkan sesuai dengan standar yang diberikan tetapi kadang malah sesuatu hal yang sedikit keliru membayangi anak2 sampai dalam kehidupan mereka,...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memutuskan, Memetakan, Eksekusi (Sebuah Catatan Refleksi)

Memutuskan, Memetakan, Eksekusi MME Program Berdampak pada Murid “KERAPU” (Kerjasama Regu dalam Permainan Seru) Oleh: Yani Purbaningrum, S.Pd   Being a leader is not easy. Kiranya kata – kata tersebut memang tepat menjadi sebuah kesimpulan, setelah saya mengikuti program pendidikan guru penggerak selama hampir tujuh bulan ini. Materi demi materi yang diberikan mengubah cara berpikir, memberikan insight baru, serta mengubah arah gerak dalam bertindak ke sebuah tujuan dan pengalaman yang lebih baik dan berpihak pada murid. Termasuk, modul tentang kepemimpinan yang menjadi puncak pembelajaran Pendidikan Guru Penggerak yaitu modul 3.1 hingga 3.3. Pengalaman yang luar biasa telah didapatkan dari melakukan aksi nyata sesuai dengan arahan dan isi materi yang ada dalam modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajar, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, serta penyusunan program yang berdampak pada murid. Sebuah aksi nyata telah dilakukan dalam proses pembelajaran modu

GURU PENGGERAK EPISODE 1

  ARTIKEL TAK MUDAH TAPI BUKAN BERARTI MUSTAHIL (AKSI NYATA BUDAYA POSITIF DALAM PROGRAM GURU PENGGERAK) (Oleh: Yani Purbaningrum, S.Pd) CGP Angkatan 4 Kota Bandung   Program Guru Penggerak yang dibuat oleh pemerintah tentunya mempunyai tujuan yang mulia. Guru sebagai target diharapkan dapat menerapkan apa yang telah dipelajarinya di pendidikan dalam aksi nyata di sekolah atau lingkungan masing – masing. Melakukan perubahan – perubahan sederhana dari lingkup yang paling kecil secara konsisten agar berdampak ke perubahan besar berikutnya. Diharapkan para guru penggerak ini menjadi agen transformasi dunia pendidikan di Indonesia dengan segala problematika di dalamnya. Mengikuti Program Guru Penggerak dilakukan secara sadar karena keinginan dan harapan akan bergeraknya pendidikan kearah yang lebih baik. Materi – materi yang terdapat di dalamnya, seolah membuka kembali pikiran para guru tentang apa dan bagaimana harus melayani murid serta mempersiapkannya menjadi penerus bang

IMBAS PANDEMI BAGI PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR (Sebuah Catatan Kecil seorang Guru Amatir)

Pandemi Covid19 yang terjadi hampir di seluruh penjuru dunia memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Hal ini harusnya turut menjadi perhatian utama di seluruh dunia selain dampak ekonomi global yang pasti turut terguncang. Mampukah dunia pendidikan bertahan dan dapat ikut menyesuaikan diri dalam balutan dilematis efek kebijakan selama pandemi? Akankah praktisi, guru, peserta didik, dan orangtua sebagai pelaku utama pendidikan dapat beradaptasi dengan “new normal pendidikan”? Sudahkah pendidikan mendapat perhatian yang cukup? Bagaimana efek pandemi bagi aspek pendidikan khususnya pendidikan dasar? Sejak pertengahan Maret 2020, pemerintah telah melarang kegiatan pembelajaran tatap muka seiring perkembangan Covid19 di Indonesia yang semakin meluas. Setelah ditemukannya beberapa kasus positif di berbagai daerah, pemerintah mulai concern untuk melindungi masyarakat dengan berbagai cara termasuk menutup sekolah dan fasum kecuali R