Matahari mulai meredup..
terbenam di antara pepohonan rimbun di barat negeri ..
Hembusan angin sore itu,
Menembus setiap helai rambut yang masih terurai,
Sebelum sempat aku menutup tirai..
Aku,
yang masih sering berkeluh kesah.
Aku,
yang masih kurang syukurku.
Aku,
yang masih sering ribut menuntut.
Aku,
yang hingga saat ini,
masih sering lupa bahwa,..
Semua hanyalah...TITIPAN..
Mata, hidung, mulut, dan seluruh anggota tubuh yang sempurna beserta fungsinya adalah titipan.
Suami, anak, teman, sahabat, pacar, keluarga, tetangga dan bahkan orang yang membenci kita adalah titipan.
Pekerjaan, rumah, kekayaan, dan lainnya adalah titipan.
Kesehatan dan kebahagiaan adalah titipan.
Penyakit dan kekurangan adalah titipan.
Bagaimana kita bisa menjaga titipan itu..
Dan mempertanggungjawabkannya suatu saat nanti?
Bagaimana kita berterimakasih pada setiap inchi titipan Allah?
Karena titipan itulah kita bisa hidup dan menjalani kehidupan.
Bagaimana kita bisa bersyukur pada setiap nafas yang masih berhembus dan kepercayaan yang masih Allah berikan untuk menjaga titipanNya?
Bagaimana kita harus ikhlas, ketika suatu ketika Allah mengambil titipan itu kembali?
Bahkan sampai saat inipun aku tidak habis terpikir,,
Bagaimana aku bisa menjaga diriku dan bermanfaat bagi orang lain dengan memanfaatkan segala titipan Allah ini..
Nafasku sesak,
mengingat begitu banyak kurangku.
Mata ini bahkan sulit berkedip,
menahan amarah pada diriku yang kurang syukur.
Malam itu tetap datang, meski aku memohon untuknya berhenti sejenak.
Aku masih memikirkan,
Saat - saat aku marah hanya karena hal sepele.
Saat - saat aku mengeluh hanya karena masalah kecil.
Saat - saat aku merasa sombong hanya karena aku sedikit lebih dari yang lain.
Saat - saat aku merasa iri dengan kesuksesan orang lain.
Saat - saat aku merasa bisa mengatasi segalanya..sendiri.
Gelap ini membuatku memulai,
Menghela nafas panjang,
Menutup mata ini sejenak.
Mengingat betapa baiknya Allah padaku,
Masih sehatnya orangtuaku,
Masih banyaknya cinta di sekitarku.
Masih sempurna nya anggota tubuhku,
Masih adanya nafasku..
Aku dan segala titipan Allah padaku,
Akan selalu berusaha memberi kebermanfaatan untuk yang lain.
Agar aku bisa menjawab.
Ketika kelak ku harus mempertanggungjawabkannya.
Percayalah,
titipan Allah akan disesuaikan dengan kemampuan hambaNYA
Karena Allah cinta, kita yang sering lupa.
Karena Allah cinta, kita yang sering lupa.
terbenam di antara pepohonan rimbun di barat negeri ..
Hembusan angin sore itu,
Menembus setiap helai rambut yang masih terurai,
Sebelum sempat aku menutup tirai..
Aku,
yang masih sering berkeluh kesah.
Aku,
yang masih kurang syukurku.
Aku,
yang masih sering ribut menuntut.
Aku,
yang hingga saat ini,
masih sering lupa bahwa,..
Semua hanyalah...TITIPAN..
Mata, hidung, mulut, dan seluruh anggota tubuh yang sempurna beserta fungsinya adalah titipan.
Suami, anak, teman, sahabat, pacar, keluarga, tetangga dan bahkan orang yang membenci kita adalah titipan.
Pekerjaan, rumah, kekayaan, dan lainnya adalah titipan.
Kesehatan dan kebahagiaan adalah titipan.
Penyakit dan kekurangan adalah titipan.
Bagaimana kita bisa menjaga titipan itu..
Dan mempertanggungjawabkannya suatu saat nanti?
Bagaimana kita berterimakasih pada setiap inchi titipan Allah?
Karena titipan itulah kita bisa hidup dan menjalani kehidupan.
Bagaimana kita bisa bersyukur pada setiap nafas yang masih berhembus dan kepercayaan yang masih Allah berikan untuk menjaga titipanNya?
Bagaimana kita harus ikhlas, ketika suatu ketika Allah mengambil titipan itu kembali?
Bahkan sampai saat inipun aku tidak habis terpikir,,
Bagaimana aku bisa menjaga diriku dan bermanfaat bagi orang lain dengan memanfaatkan segala titipan Allah ini..
Nafasku sesak,
mengingat begitu banyak kurangku.
Mata ini bahkan sulit berkedip,
menahan amarah pada diriku yang kurang syukur.
Malam itu tetap datang, meski aku memohon untuknya berhenti sejenak.
Aku masih memikirkan,
Saat - saat aku marah hanya karena hal sepele.
Saat - saat aku mengeluh hanya karena masalah kecil.
Saat - saat aku merasa sombong hanya karena aku sedikit lebih dari yang lain.
Saat - saat aku merasa iri dengan kesuksesan orang lain.
Saat - saat aku merasa bisa mengatasi segalanya..sendiri.
Gelap ini membuatku memulai,
Menghela nafas panjang,
Menutup mata ini sejenak.
Mengingat betapa baiknya Allah padaku,
Masih sehatnya orangtuaku,
Masih banyaknya cinta di sekitarku.
Masih sempurna nya anggota tubuhku,
Masih adanya nafasku..
Aku dan segala titipan Allah padaku,
Akan selalu berusaha memberi kebermanfaatan untuk yang lain.
Agar aku bisa menjawab.
Ketika kelak ku harus mempertanggungjawabkannya.
Percayalah,
titipan Allah akan disesuaikan dengan kemampuan hambaNYA
Karena Allah cinta, kita yang sering lupa.
Karena Allah cinta, kita yang sering lupa.
Komentar
Posting Komentar