Langsung ke konten utama

SEBUAH REFLEKSI (2021 BERAKHIR, 2022 SUDAH BERJALAN)

Semakin memahami bahwa, waktu berjalan terus, sadar atau tidak kita sadari. Semakin kita menunda langkah, semakin lama impian kita teraih. Target - target pencapaian apakah sudah terlaksana? Atau malah hanya berujung di tong sampah sebagai kertas usang yang terlupakan.

2021, 

Pandemi masing menghantui. Mengawali tahun dengan semangat baru, karena satu mimpi akhirnya tercapai di tahun ini, lulus PPG daljab bersamaan dengan suami. Artinya, tunai sudah kewajiban menimba ilmu keprofesian, dan muncullah tanggung jawab baru untuk memajukan dunia pendidikan. 

Ya, aku anggap ini sebagai tanggung jawab baru. Setelah hampir 5 bulan belajar lagi tentang profesi yang telah aku geluti sejak 2012 silam, ternyata masih banyak hal yang belum aku terapkan, banyak perkembangan ilmu yang aku dapatkan, dan wajib aku amalkan untuk mengantar "mereka" ke masa depan yang lebih baik. Tidak mudah menjalankan tupoksi disela banyaknya kegiatan lain yang bermunculan. Diantara masalah yang muncul, menyerang fisik maupun psikis, aku bersyukur masih dikelilingi orang - orang baik, yang mau berjuang bersama dalam dunia pendidikan.

Di pertengahan  tahun, aku terpanggil untuk mengikuti sebuah program yang aku tahu akan kembali menyita waktu dan perhatian. Akan membutuhkan semangat, pikiran, dan energi selama lebih kurang 9 bulan. Mencoba mendaftar sebagai GURU PENGGERAK.

Keputusan yang tidak mudah diambil setelah pengalaman PPG 2020 yang begitu menguras emosi. Tapi keinginan untuk selalu belajar dan bertemu dengan orang - orang hebat, meyakinkanku untuk mengambil langkah.

Hingga akhirnya menjadi salah satu Calon Guru Penggerak dan mengikuti rangkaian kegiatannya, adalah satu hal di luar dugaan yang tetapi membuatku bersyukur telah mengambil keputusan untuk mendaftar.

Refleksi 2021 yang luar biasa, 

Aku tidak akan bisa berjalan sendiri.

Selalu butuh support dari orang - orang di sekelilingku, terutama keluargaku.

Aku tidak bisa berhenti bergerak,

Jalan, terus saja walau lambat, tapi yakin pasti akan sampai pada tujuan.

Aku tidak punya daya upaya,

Tanpa Allah yang selalu memberi dengan caraNya.

Aku tidak peduli pada hal yang menurunkan semangatku,

karena aku tahu, bangsa ini memanggilku untuk melakukan sekecil apapun kebaikan pada anak didikku

Pembelajaran hidup selalu ada dalam setiap hari yang telah kita lewati. Semua sedih, tawa, tangis, bahagia, kecewa, terluka, memiliki makna. Kita hanya perlu mengambil nafas, memejamkan mata, dan sejenak berhenti untuk memgambil arti dari setiap kejadian itu. Untuk kembali bangkit dan berjuang untuk bahagia dalam menjalani kehidupan yang kita tidak tahu sampai kapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persahabatan itu seperti ini... 7 years.. dalam suka dan duka.. >.< NONATAYA foreva..;D

Teacher???

kali ini.. saya akan berbahasa Indonesia dulu ya teman.. karena.. posting kali ini sedikit "berat"... hohoho.... Pals!! pernah kah kita berpikir bahwa...Guru adalah awal pembentuk stereotype dalam benak siswa? Try to remember Pals!! let's do little bit flashback about almost 15 years ago maybe.. waktu jaman2 kita masih ungusan..#SD (red)... In our first grade.. guru meminta kita menggambar PEMANDANGAN...dan beliau memberi contoh.. beliau menggambar 2 buat segitiga yang digandeng (a.k.a gunung)..dua garis berkelok - kelok (a.k.a. jalan)..sebuah segitiga di atas persegi ( a.k.a. rumah )..dan banyak tanda centang (v) yang disebut sawah... right??? so,.what happen? selama bertahun - tahun berikutnya jika kita diminta menggambar dengan tema "pemandangan"..yang terlintas di benak kita adalah..gunung, sawah, rumah, dan jalan berkelok..... karena itulah stereotype tentang "pemandangan" yang ditanamkan guru kita.. apakah pemandangan hanya sebat...