Langsung ke konten utama

IBU

Banyak hal yang bisa kita ungkapkan, kita ingin katakan, kita ingin lakukan, kita cita - cita kan jika kita sedang berbicara tentang sosok, IBU..

Sedemikian banyak cerita dan kisah mengharukan tentang makhluk ALLAH yang sempurna ini.
Masing - masing dari kita, pasti memiliki sisi sentimentil tersendiri, jika diingatkan oleh sesosok malaikat tak bersayap ini.

Dia yang telah mengandung kita selama 9 bulan sepuluh hari.
Dia yang mengorbankan nyawanya untuk menghadirkan kita ke dunia.
Dia yang meneteskan air mata ketika kita bersedih.
Dia yang berbahagia melihat kita berhasil.
Dia yang tak pernah sedetikpun lupa mendoakan kita.

Tidak ada kata - kata lain yang bisa kita ucapkan selain terimakasih.
Dan tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan selain mendoakan kebahagian, kesehatan, panjang umurnya.
Karena sepanjang hidup kita, doa ibu lah yang mengiringi.

Segala kesuksesan dalam hidup, tak pernah lepas dari doa dan airmata seorang ibu.
Tak nampak memang, tapi sampai pada Yang Maha Kuasa.

Kamu,
Jika masih ada ibumu dimanapun dia berada.
Berilah kabar walaupun hanya dengan sebuah pesan singkat bertanya kabar atau telfon pelepas rindu.
Jika masih bisa dekat,
Bahagiakan dia dengan menemaninya makan, belikan sebungkus kue, makan bersamanya sambil bercerita tentang masa kecilmu.
Jika ibumu telah tiada,
berikanlah doa terbaik, lakukan berbagai hal sederhana dengan niat untuk ibumu, agar menjadi jalan terang baginya ke surga.
Buatlah sosok ini, bahagia dunia akhirat.

Yakinlah,
Melihatmu sehat saja senyum itu merekah.
Melihatmu bahagia saja hatinya telah berbunga.
Melihatmu sukses mencapai impianmu membuat dia tak henti mengucap syukur.

Jagalah dia seperti dia menjagamu ketika kecil.
Buatlah dia tersenyum seperti ketika dia rela bermuka jelek demi melihat tawamu ketika bayi.
Dia surgamu,
surga kita,
Dunia, Akhirat.

Semoga ALLAH selalu melindungi Ibu kita dimanapun dia berada.
Memberi kekuatan dan kebahagiaan dalam apapun keadaannya.
Melindungi dan memberkahi Ibu dengan rahmatNYA.


Bandung, 2 Juli 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEBUAH REFLEKSI (2021 BERAKHIR, 2022 SUDAH BERJALAN)

Semakin memahami bahwa, waktu berjalan terus, sadar atau tidak kita sadari. Semakin kita menunda langkah, semakin lama impian kita teraih. Target - target pencapaian apakah sudah terlaksana? Atau malah hanya berujung di tong sampah sebagai kertas usang yang terlupakan. 2021,  Pandemi masing menghantui. Mengawali tahun dengan semangat baru, karena satu mimpi akhirnya tercapai di tahun ini, lulus PPG daljab bersamaan dengan suami. Artinya, tunai sudah kewajiban menimba ilmu keprofesian, dan muncullah tanggung jawab baru untuk memajukan dunia pendidikan.  Ya, aku anggap ini sebagai tanggung jawab baru. Setelah hampir 5 bulan belajar lagi tentang profesi yang telah aku geluti sejak 2012 silam, ternyata masih banyak hal yang belum aku terapkan, banyak perkembangan ilmu yang aku dapatkan, dan wajib aku amalkan untuk mengantar "mereka" ke masa depan yang lebih baik. Tidak mudah menjalankan tupoksi disela banyaknya kegiatan lain yang bermunculan. Diantara masalah yang muncul, menyera
Persahabatan itu seperti ini... 7 years.. dalam suka dan duka.. >.< NONATAYA foreva..;D

Teacher???

kali ini.. saya akan berbahasa Indonesia dulu ya teman.. karena.. posting kali ini sedikit "berat"... hohoho.... Pals!! pernah kah kita berpikir bahwa...Guru adalah awal pembentuk stereotype dalam benak siswa? Try to remember Pals!! let's do little bit flashback about almost 15 years ago maybe.. waktu jaman2 kita masih ungusan..#SD (red)... In our first grade.. guru meminta kita menggambar PEMANDANGAN...dan beliau memberi contoh.. beliau menggambar 2 buat segitiga yang digandeng (a.k.a gunung)..dua garis berkelok - kelok (a.k.a. jalan)..sebuah segitiga di atas persegi ( a.k.a. rumah )..dan banyak tanda centang (v) yang disebut sawah... right??? so,.what happen? selama bertahun - tahun berikutnya jika kita diminta menggambar dengan tema "pemandangan"..yang terlintas di benak kita adalah..gunung, sawah, rumah, dan jalan berkelok..... karena itulah stereotype tentang "pemandangan" yang ditanamkan guru kita.. apakah pemandangan hanya sebat