Langsung ke konten utama

DETIK

1 Detik,
aku ingin menuangkan semuanya dalam kata - kata..
semua amarah ini, semua kekecewaan ini,.

2 Detik
entah pada siapa aku harus menyampaikan semua pikiran dan amarahku,
karena bahkan bukan kamu yang menjadi penyebabnya..

3 Detik
aku menyadari hanya bisa menangis,
membayangkan dirimu menumpahkan segalanya padamu,

4 Detik
aku mengira engkau yang salah atas semua ini,
kau yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi dalam hidupku,
atas pilihanku..

5 Detik
aku mulai mengerti,
bahwa aku yang sepenuhnya salah atas semua pilihan yang aku setujui,

6 Detik
lalu aku harus marah pada diriku?
aku harus menyesali segalanya seorang diri..

7 Detik
bahkan sejak awal aku tidak tau apa yang harus aku lakukan dan apa yang akan terjadi,.

8 Detik
ingin kembali pun rasanya tidak mungkin saat hati ini benear - benar ingin kembali,.

9 Detik
Bisakah aku bertahan dengan semua kekecewaan yang aku rasakan,
saat semua yang aku usahkan ternyata ta ada artinya disini,

10 Detik
dan semua yang menungguku disana telah sedemikian kecewa pada keputusanku
pun untuk kembali, aku harus memulainya lagi.
dari NOL...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEBUAH REFLEKSI (2021 BERAKHIR, 2022 SUDAH BERJALAN)

Semakin memahami bahwa, waktu berjalan terus, sadar atau tidak kita sadari. Semakin kita menunda langkah, semakin lama impian kita teraih. Target - target pencapaian apakah sudah terlaksana? Atau malah hanya berujung di tong sampah sebagai kertas usang yang terlupakan. 2021,  Pandemi masing menghantui. Mengawali tahun dengan semangat baru, karena satu mimpi akhirnya tercapai di tahun ini, lulus PPG daljab bersamaan dengan suami. Artinya, tunai sudah kewajiban menimba ilmu keprofesian, dan muncullah tanggung jawab baru untuk memajukan dunia pendidikan.  Ya, aku anggap ini sebagai tanggung jawab baru. Setelah hampir 5 bulan belajar lagi tentang profesi yang telah aku geluti sejak 2012 silam, ternyata masih banyak hal yang belum aku terapkan, banyak perkembangan ilmu yang aku dapatkan, dan wajib aku amalkan untuk mengantar "mereka" ke masa depan yang lebih baik. Tidak mudah menjalankan tupoksi disela banyaknya kegiatan lain yang bermunculan. Diantara masalah yang muncul, menyera...
Persahabatan itu seperti ini... 7 years.. dalam suka dan duka.. >.< NONATAYA foreva..;D

Teacher???

kali ini.. saya akan berbahasa Indonesia dulu ya teman.. karena.. posting kali ini sedikit "berat"... hohoho.... Pals!! pernah kah kita berpikir bahwa...Guru adalah awal pembentuk stereotype dalam benak siswa? Try to remember Pals!! let's do little bit flashback about almost 15 years ago maybe.. waktu jaman2 kita masih ungusan..#SD (red)... In our first grade.. guru meminta kita menggambar PEMANDANGAN...dan beliau memberi contoh.. beliau menggambar 2 buat segitiga yang digandeng (a.k.a gunung)..dua garis berkelok - kelok (a.k.a. jalan)..sebuah segitiga di atas persegi ( a.k.a. rumah )..dan banyak tanda centang (v) yang disebut sawah... right??? so,.what happen? selama bertahun - tahun berikutnya jika kita diminta menggambar dengan tema "pemandangan"..yang terlintas di benak kita adalah..gunung, sawah, rumah, dan jalan berkelok..... karena itulah stereotype tentang "pemandangan" yang ditanamkan guru kita.. apakah pemandangan hanya sebat...