Langsung ke konten utama

Part.1.3

Kembali teringat oleh Sang Putri, sikap Pangeran Sikap padanya..
tapi kali ini, tidak dengan tangis, melainkan dengan logika berpikirnya yang mulai berjalan..

Dia tidak pernah bangga ada aku sebagai kekasihnya,
tak pernah sekalipun dia memperkenalkan aku pada keluarga kerajaan..
tak pernah menggenggam tanganku dan berniat membawaku berkelana bersama teman - temannya..
Sikapnya berbeda dengan kekasihnya yang dulu..
yang dengan bangga dia pamerkan...

Aku seolah - olah sudah memberikan segalanya untuknya..
tapi apa yang aku dapat..
hanya sebuah kata-kata yang detik itu menguatkan cinta kami, tapi kemudian hancur lagi oleh kenyataan bahwa dia masih berhubungan dengan Putri Bintang..

Entah apa yang Pangeran Sikap cari dari ku..
Entah apa yang Pangeran Sikap inginkan..
tapi apapun itu..
aku sudah memberikan segalanya..
jiwa dan ragaku...

Sampai akhirnya ketika aku lelah,
aku berhenti dan memutuskan untuk pergi..
bukan,
ini bukan untuk meninggalkannya,.
hanya untuk mengetahui, apakah dia benar mencariku, mengkhawatirkanku, mencintaiku..

Tapi apa yang terjadi,
Disaat yang sama dia lebih memilih menemani putri bintang dalam kekalutannya..
bukan mencariku.,

Jadi apalah arti aku bagi dirinya?
hanyakah seseorang yang dia temui ketika dia butuhkan?
ataukah seseorang yang telah lama dia incar dan setelah di dapat dia merasa telah puas?

Kini bahkan aku menyadari,.
Bahwa disinilah aku belajar mencintai,,
Mencintai adalah seperti matahari yang tak pernah lelah dan tak mengharapkan balas
Mencintai adalah menerima dan tidak menuntut untuk diterima,,
Mencintai adalah menjadi lebih kuat karena cinta itu..
Mencintai adalah memutuskan untuk bahagia..
Dan mencintai Pangeran Sikap adalah hal paling berharga dalam hidupku
meskipun mungkin, tidak untuknya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memutuskan, Memetakan, Eksekusi (Sebuah Catatan Refleksi)

Memutuskan, Memetakan, Eksekusi MME Program Berdampak pada Murid “KERAPU” (Kerjasama Regu dalam Permainan Seru) Oleh: Yani Purbaningrum, S.Pd   Being a leader is not easy. Kiranya kata – kata tersebut memang tepat menjadi sebuah kesimpulan, setelah saya mengikuti program pendidikan guru penggerak selama hampir tujuh bulan ini. Materi demi materi yang diberikan mengubah cara berpikir, memberikan insight baru, serta mengubah arah gerak dalam bertindak ke sebuah tujuan dan pengalaman yang lebih baik dan berpihak pada murid. Termasuk, modul tentang kepemimpinan yang menjadi puncak pembelajaran Pendidikan Guru Penggerak yaitu modul 3.1 hingga 3.3. Pengalaman yang luar biasa telah didapatkan dari melakukan aksi nyata sesuai dengan arahan dan isi materi yang ada dalam modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajar, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, serta penyusunan program yang berdampak pada murid. Sebuah aksi nyata telah dilakukan dalam proses pembelajaran modu

GURU PENGGERAK EPISODE 1

  ARTIKEL TAK MUDAH TAPI BUKAN BERARTI MUSTAHIL (AKSI NYATA BUDAYA POSITIF DALAM PROGRAM GURU PENGGERAK) (Oleh: Yani Purbaningrum, S.Pd) CGP Angkatan 4 Kota Bandung   Program Guru Penggerak yang dibuat oleh pemerintah tentunya mempunyai tujuan yang mulia. Guru sebagai target diharapkan dapat menerapkan apa yang telah dipelajarinya di pendidikan dalam aksi nyata di sekolah atau lingkungan masing – masing. Melakukan perubahan – perubahan sederhana dari lingkup yang paling kecil secara konsisten agar berdampak ke perubahan besar berikutnya. Diharapkan para guru penggerak ini menjadi agen transformasi dunia pendidikan di Indonesia dengan segala problematika di dalamnya. Mengikuti Program Guru Penggerak dilakukan secara sadar karena keinginan dan harapan akan bergeraknya pendidikan kearah yang lebih baik. Materi – materi yang terdapat di dalamnya, seolah membuka kembali pikiran para guru tentang apa dan bagaimana harus melayani murid serta mempersiapkannya menjadi penerus bang

IMBAS PANDEMI BAGI PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR (Sebuah Catatan Kecil seorang Guru Amatir)

Pandemi Covid19 yang terjadi hampir di seluruh penjuru dunia memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Hal ini harusnya turut menjadi perhatian utama di seluruh dunia selain dampak ekonomi global yang pasti turut terguncang. Mampukah dunia pendidikan bertahan dan dapat ikut menyesuaikan diri dalam balutan dilematis efek kebijakan selama pandemi? Akankah praktisi, guru, peserta didik, dan orangtua sebagai pelaku utama pendidikan dapat beradaptasi dengan “new normal pendidikan”? Sudahkah pendidikan mendapat perhatian yang cukup? Bagaimana efek pandemi bagi aspek pendidikan khususnya pendidikan dasar? Sejak pertengahan Maret 2020, pemerintah telah melarang kegiatan pembelajaran tatap muka seiring perkembangan Covid19 di Indonesia yang semakin meluas. Setelah ditemukannya beberapa kasus positif di berbagai daerah, pemerintah mulai concern untuk melindungi masyarakat dengan berbagai cara termasuk menutup sekolah dan fasum kecuali R